Penyakit
Hirschsprung (bahasa Inggris: congenital aganglionic megacolon, Hirschsprung disease,
Waardenburg-Hirschsprung disease, Waardenburg syndrome type 4, WS4) adalah
suatu bentuk penyumbatan pada usus
besar yang terjadi akibat lemahnya pergerakan
usus karena sebagian dari usus besar
tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya. Hal ini disebabkan
karena terjadi mutasi pada gen EDN3, EDNRB, dan SOX10.[1]
Kelainan
Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus
besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna
untuk membuat usus bergerak melebar menyempit biasanya tidak ada sama sekali
atau kalopun ada sedikit sekali. Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB
bayi tidak normal, bahkan cenderung sembelit terus menerus. Hal ini dikarenakan
tidak adanya syaraf yang dapat mendorong kotoran keluar dari anus. Kotoran akan
menumpuk terus di bagian bawah, hingga menyebabkan pembesaran pada usus dan
juga kotoran menjadi keras sehingga bayi tidak dapat BAB. Biasanya bayi akan
bisa BAB karena adanya tekanan dari makanan setelah daya tampung di usus penuh.
Tetapi hal ini jelas tidaklah baik bagi usus si bayi. Penumpukan yang berminggu
bahkan bulan mungkin akan menimbulkan pembusukan yang lama kelamaan dapat
menyebabkan adanya radang usus bahkan mungkin kanker usus. Bahkan kadang karena
parahnya tanpa disadari bayi akan mengeluarkan cairan dari lubang anus yang
sangat bau. Kotoran atau tinja penderita ini biasanya berwarna gelap bahkan
hitam. Dan biasanya apabila usus besar sudah terlalu besar, maka kotorannya pun
akan besar sekali, mungkin melebihi orang dewasa. Ciri lain hirschprung adalah
perut bayi anda akan kelihatan besar dan kembung serta kentutnyapun baunya
sangat busuk. Selain itu juga riwayat BABnya selalu buruk atau tidak normal.
Penyakit Hirschprung
Usus
besar
PENYEBAB
Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang
usus karena adanya kontraksi ritmis dari otot-otot yang melapisi usus
(kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltik). Kontraksi otot-otot
tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang terletak
dibawah lapisan otot.
Pada
penyakit Hirschsprung, ganglion ini tidak ada, biasanya hanya sepanjang
beberapa sentimeter. Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltik tidak
dapat mendorong bahan-bahan yang dicerna dan terjadi penyumbatan.
Penyakit
Hirschsprung 5 kali lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki. Penyakit ini
kadang disertai dengan kelainan bawaan lainnya, misalnya sindroma Down.
GEJALA
Gejala-gejala yang mungkin terjadi: - segera setelah lahir, bayi tidak dapat
mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir) - tidak dapat buang
air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir - perut menggembung - muntah -
diare encer (pada bayi baru lahir) - berat badan tidak bertambah - malabsorbsi.
Kasus
yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian hari. Pada anak
yang lebih besar, gejalanya adalah sembelit menahun, perut menggembung dan
gangguan pertumbuhan.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam anus) menunjukkan
adanya pengenduran pada otot rektum.
- Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Rontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja)
- Barium enema
- Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara mengembangkan balon di dalam rektum)
- Biopsi rektum (menunjukkan tidak adanya ganglion sel-sel saraf).
PENGOBATAN
Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyumbatan usus, segera dilakukan
kolostomi sementara. Kolostomi adalah pembuatan lubang pada dinding perut yang
disambungkan dengan ujung usus besar. Pengangkatan bagian usus yang terkena dan
penyambungan kembali usus besar biasanya dilakukan pada saat anak berusia 6
bulan atau lebih.
Jika
terjadi perforasi (perlubangan usus) atau enterokolitis, diberikan antibiotik.
Bagaimana menangani ?
Secara
klinis menurut dokter, bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang
lewat operasi. Operasi biasanya dilakukan dua kali. Pertama, dibuang usus yang
tak ada persarafannya. Kedua, kalau usus bisa ditarik ke bawah, langsung
disambung ke anus. Kalau ternyata ususnya belum bisa ditarik, maka dilakukan
operasi ke dinding perut, yang disebut dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang ke
dinding perut. Jadi bayi akan BAB lewat lubang tersebut. Nanti kalau ususnya
sudah cukup panjang, bisa dioperasi lagi untuk diturunkan dan disambung
langsung ke anus. Sayang sekali kadang proses ini cukup memakan waktu lebih
dari 3 bulan, bahkan mungkin hingga 6-12 bulan. Setelah operasi biasanya BAB
bayi akan normal kembali, kecuali kasus tertentu misal karena kondisi yang
sudah terlalu parah.
Untuk
itu maka orang tua perlu memperhatikan kondisi bayinya dan melakukan
pertimbangan-pertimbangan agar bayi segera tertagani dan tidak semakin parah
kondisinya. Jangan sampai orang tua membiarkan hal ini sehingga perut si Bayi
lama kelamaan semakin membesar sehingga ususnyapun menjadi semakin lebar,
sedangkan di bagian bawah kecil sekali.
Pertanyaannya,
apakah ada jalan lain SELAIN OPERASI? Inilah pertanyaan yang selalu menjadi
pertanyaan kami juga. Jika berdasarkan dokter dan literatur kedokteran, ya
tidak ada jalan lain. Namun dari beberapa tenaga pengobatan alternatif dan
tradisional berpendapat bahwa masih bisa dilakukan penyembuhan tanpa operasi.
Hanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena pada prinsipnya setiap bagian
tubuh yang dialiri darah pasti mempunyai syaraf, walopun mungkin sedikit atau
kurang aktif. Nah dengan metode pemijatan dan ramuan obat tradisional dapat
di’aktif’kan kembali syaraf -syaraf tersebut. Beberapa yang dapat membantu
proses kelancaran BAB akibat kelainan ini bisa dilakukan juga dengan
mengonsumsi pepaya yang sudah benar-benar matang, sayur daun ‘banci’ atau
dengan sayur tumbuhan “Krokot’.
Namun
demikian, memang semua itu mengandung risiko. Semua itu tergantung pada
keyakinan dan kemantapan kita. Memperbanyak pengetahuan dan informasi mengenai
penanganan dengan berbagai cara tentunya akan sangat membantu kita menentukan
yang terbaik bagi si kecil yang terkena HIRSCHPRUNG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar