2.1 Keluarga Berencana dan Kontrasepsi
2.1.1
Pengertian
Keluarga Berencana adalah upaya untuk
meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera
(BKKBN, 2002).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan.Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
permanen.Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
fertilitas (Sarwono, 2006).
2.2 Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi
yang diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuskuler di daerah otot
pantat (gluteus maximus) (Siswosudarmo, 2000).
2.2.1
Jenis KB Suntik
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di
Indonesia antara lain
a. Suntikan / bulan
Jenis suntikan kombinasi adalah 25mg
depomedroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol sipionat yang diberikan
injeksi IM sebulan sekali( cyclofem). contoh : cyclofem
b. Suntikan/3 bulan
Contoh : Depo provera, Depogeston
(Harnawati, 2008).Kontrasepsi
suntikan berdaya kerja lama tetapi masih banyak digunakan yaitu:
(a)
DMPA
(Depomedroksi
Progesteron Asetat)
Diberikan
sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
(b)
NET-EN
(Noretindro
Enanatat)
Noresterat
Diberikan
dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6
bulan pertama (3 kali suntikan pertama) kemudian setiap 12 minggu
2.3.
Suntikan Kombinasi (Suntik 1 bulan)
Suntikan kombinasi mengandung hormon
esterogen dan progesteron, yang diberikan satu bulan sekali.
1.Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan
mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut
juga mencegah pematangan dan pelepasan sel telur.Endometrium menjadi tipis dan
atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya
haid setiap bulan.
2.Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam
nsuntikan tersebut telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang
dari 0,1 % per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.
3.Keuntungan
•Sangat efektif (99,6%)
•Risiko kesehatan kecil
•Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
•Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
•Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
•Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
•Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
•Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali
Cyclofem
•Mencegah kehamilan ektopik
•Jangka panjang
•Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu
dari jadwal yang telah ditentukan
•Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi,
tetapi belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).
4.Kerugian
•Kemungkinan terlambatnya pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian.
•Harus kembali ke sarana pelayanan.
•Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
sebelum suntikan berikutnya.
•Permasalahan berat badan merupakan
efek samping tersering
•Dapat menyebabkan ketidakteraturan
masalah haid
•Tidak menjamin perlindungan
terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.
•Mual, sakit kepala, nyeri payudara
ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
•Efektivitas berkurang bila
digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis.
•Dapat terjadi efek samping yang
serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan
kemungkinan timbulnya tumor hati.
•Kemungkinan terlambat pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian.
5.Manfaat Kesehatan
•Menurunnya jumlah darah haid setiap
bulan, menurunkan nyeri perut.
•Mengurangi kemungkinan penyakit
kurang darah akibat kekurangan zat besi.
•Mengurangi tanda atau gejala
sindroma haid
•Dapat melindungi kemungkinan
penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena progestin menyebabkan
mukus serviks menebal, sehingga memepersulit penularan infeksi dari liang
senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan
menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
•Mencegah terjadinya kanker
endomertrium
•Dapat digunakan pada wanita yang
mempunyai penyakit darah sickle cell anemia
•Dapat meningkatkan jumlah ASI pada
ibu yang menyusui.
6. Indikasi Kontrasepsi Suntik
1. Klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi jangka panjang atau telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan
tetapi belum ingin, belum siap atau belum bisa ikut tubektomi saat ini.
Rasional
: Suntikan KB adalah metoda kontrasepsi jangka panjang, efektif, dapat
digunakan untuk jangka panjang (tak terbatas), pada pemakaian tidak menyebabkan
permasalahan medis yang serius.
2. Klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari atau setiap bersenggama.
Rasional
: Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari atau ketika akan bersenggama.
Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana
atau pelupa dalam minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai
kontrasepsi suntik.Setelah mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta
suntik adalah mengingat waktu suntik ulang apakah 1, 2, atau 3 bulan tergantung
pada jenis kontrasepsi uang dipakai.
3. Klien tidak dapat memakai kontrasepsi
yang mengandung esterogen, atau kalau meminumnya maka akan timbul gejala-gejala
komplikasi pemakaian esterogen. Rasionalnya : Biasanya komplikasi atau efek
samping disebabkan oleh komponen esterogen yang ada. Untuk itu, dapat dipakai
suntikan KB yang hanya mengandung hormon progestin, sehingga cara ini dapat
dipakai sebagai alternatif pilihan bagi peserta yang tidak tahan hormon
esterogen.
4. Klien sedang menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Rasionalnya : Menyusui tidak akan
terpengaruh dengan pemakaian kontrasepsi suntik progestin, bahkan pada beberapa
penelitian didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi suntik akan meningkatkan
kuantitas ASI walaupun pemakaian kontrasepsi hormonal bukanlah pilihan utama
bagi ibu yang menyusui, pemakaiannya tidak akan menyebabkan perubahan secara
klinik baik pada perumbuhan dan perkembangan BBL maupun pemakaian setelah 6
minggu persalinan.
7.Yang Boleh Menggunakan Suntikan
Kombinasi
•Usia reproduksi
•Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
•Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
•Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
•Pascapersalinan dan tidak menyusui
•Anemia
•Nyeri haid hebat
•Haid teratur
•Riwayat kehamilan ektopik
•Sering menggunakan pil kontrasepsi
•Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
•Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
•Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
•Pascapersalinan dan tidak menyusui
•Anemia
•Nyeri haid hebat
•Haid teratur
•Riwayat kehamilan ektopik
•Sering menggunakan pil kontrasepsi
8.Yang Tidak Boleh Menggunakan
Suntikan Kontrasepsi
•Hamil atau diduga hamil
•Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
•Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
•Penyakit hati akut
•Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
•Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
•Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
•Penyakit hati akut
•Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
•Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah
tinggi (lebih dari 180/110 mmHg)
•Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migraine
•Keganasan payudara
9.Waktu Mulai menggunakan Suntikan
Kombinasi
•Suntikan pertama dapat diberikan
dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
•Bila suntikan pertama diberikan
setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
•Bila klien tidak haid, suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut
tidak hamil.
•Bila klien pascapersalinan 6 bulan,
menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat
dipastikan tidak hamil
•Bila pascapersalinan lebih dari 6
bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan, asal
saja dipastikan tidak hamil.
•Bila pascapersalinan kurang dari 6
bulan dan menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.
•Bila pascapersalinan 3 minggu, dan
tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
•Ibu yang sedang menggunakan
kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi
hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya
secara benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
•Bila kontrasepsi sebelumnya juga
kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan
kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal
kontrasepsi sebelumnya
2.4
DMPA (Depomedroksi Progesteron Asetat)
1. Pengertian
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron
yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif.Noresterat juga termasuk dalam golongan ini
(Sarwono, 2006).
2. Farmakologi
a. Tersedia dalam bentuk laruran mikrokristalistaline.
b. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg,
tercapai kadar puncak, lalukadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya
menurun kembali.
c. Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif
dari DMPA
dalam darah/serum.
3. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah
DMPA:
a. Menekan ovulasi.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga
menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
c. Menghambat transportasi gamet oleh
tuba.
d. Menjadikan selaput lendir rahim
tipis dan atrofi sehingga implantasi
terganggu.
4. Efektifitas
Kontrasepsi
suntik memiliki efektifitas tinggi, menurut Hartanto (2004) kurang dari 1 %
dari 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam1 tahun pemakaian DMPA.
Kontrasepsi suntik sama efektifnya dengan(Pil Oral Kombinasi) POK dan lebih
efektif dari IUD. Tetapi menurutSaifuddin (2006) efektif dapat terjaga apabila
penyuntikan dilakukansecara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Saifuddin (2006) keuntungan
kontrasepsi suntik DMPA,antara lain sebagi berikut:
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpangaruh pada hubungan
suami istri.
d.Tidak mengandung estrogen sehingga
tidak berdampak seriusterhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
g. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
h. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
i. Dapat digunakan oleh wanita usia> 35 tahun sampai
perimenopause.
j. Mencegah anemia.
Kerugian
kontrasepsi suntik DMPA diantaranya, sebagai berikut:
a. Pola haid yang normal dapat berubah
menjadi amenorhea, perdarahanireguler, perdarahan bercak, perubahan dalam
frekuensi lama danjumlah darah yang hilang.
b. Efek pada pola haid tergantung pada
lama pemakaian. Perdarahanintermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan
berjalannyawaktu, sedangkan kejadian amenorhea sangat besar.
c. Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan.
d. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan penyakit menularseksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
f. Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian
dihentikan.
g. Penggunaan jangka panjang akan
menimbulkan perubahan pada lipidserum dan dapat menurunkan kepadatan tulang.
6. Indikasi dan Kontraindikasi Suntikan
DMPA
Indikasi kontrasepsi suntik DMPA adalah:
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka
panjang dan yang memiliki efektifitastinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f. Setelah abortus atau keguguran.
g. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
h. Anemia defisiensi besi.
i. Sering lupa memakai pil.
j. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kombinasi.
Kontraindikasi kontrasepsi suntik DMPA
yaitu:
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya
gangguan haid terutama amenorhea.
d. Riwayat kanker payudara.
e. Diabetes mellitus yang disertai
dengan komplikasi.
7. Waktu pemberian kontrasepsi suntik DMPA menurut Saifuddin
(2006) yaitu:
a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak
hamil.
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c. Pada ibu yang tidak haid, suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak
hamil dan Ibu tidak bolehmelakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah
suntikan.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi
hormonal lain dan ingin gantidengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat
segera diberikanasalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
e. Ibu yang sedang menggunakan AKDR dan
ingin ganti dengankontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada
hari pertamasampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat
setelah harike-7 siklus haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.
f. Ibu yang tidak haid, suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asalibu tersebut tidak hamil dan selama 7
hari setelah penyuntikan ibu tidakboleh melakukan hubungan seksual.
8. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan
dengan cara disuntikintramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan
terlalu dangkal,penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
danefektif.
Bersihkan kulit yang akan disuntik
dengan kapas alkohol yangdibasahi etil isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering
sebelumdisuntik.Setelah kulit kering baru disuntik.
9. Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Depkes RI (Saifuddin, 2006) ada beberapa efek
sampingdari KB suntik DMPA yaitu:
a. Gangguan siklus haid
1) Gejala/ keluhan
a) Tidak mengalami haid (amenorhea).
b) Perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting).
c) Perdarahan di luar siklus haid (metroragia/breakthrough).
d) Perdarahan haid yang lebih lama dan
lebih banyak daripadabiasanya (menoragia).
2) Penyebab
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehinggaendometrium
mengalami perubahan histologi.Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya.
(2) Jelaskan bahwa gejala/ keluhan
tersebut dalam rangkapenyesuaian diri, bersifat sementara dan individu.
(3) Motivasikan agar tetap memakai
suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Amenorea (tidak haid)
a. Tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Cukupkonseling
saja.
b. Bila klien tidak dapat menerima
kelainan tersebut,suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaianjenis
kontrasepsi lain.
c. Diberikan pil KB 3 x 1 tablet dari
hari I-III, 1 x 1tablet mulai hari IV selama 4-5 hari.
(2) Spotting/metroragia (perdarahan bercak/ menetes)
Diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.
(3) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih
lama daribiasanya)
Diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet (5-7
hari)sampai keadaan membaik.
b. Depresi
1) Gejala/ keluhan
Perasaan lesu (lethargi), tidak bersemangat dalam
kerja/kehidupan.
2) Penyebab
a) Diperkirakan dengan adanya hormone
progesterone terutamayang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya VitaminB6
(Pyridoxin) di dalam tubuh.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya depresi.
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat
sementara danindividu. Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Diberikan Vitamin B6 2-3 x 1 tablet
(10 mg) per harisampai gejala depresi hilang.
(2) Bila depresi menetap dan terus
memberat, hentikanpemakaian suntikan dan ganti cara kontrasepsi nonhormonal.
c. Keputihan (Lechorea)
1) Gejala/ keluhan
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atauadanya
cairan putih di mulut vagina (vagina discharge).
2) Penyebab
Oleh karena efek progesterone merubah flora dan PHvagina,
sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina danmenimbulkan keputihan.
3) Penaggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya keputihan.
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan
individu.
(3) Menjaga kebersihan daerah kemaluan
(berganti celanadalam, menggunakan pembalut yang cocok).
(4) Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Bila disertai rasa gatal, cairan
berwarna kuning kehijauanatau berbau tidak sedap, dapat diberikan
pengobatanantimikotik secara per-vaginam: nistatin 100.000 IUintravaginal
selama 14 hari.
(2) Bila keputihan terus berlangsung
maka pemakaiansuntikan dihentikan sementara.
d. Jerawat
1) Gejala/ keluhan adalah timbul jerawat pada wajah.
2) Penyebab adalah progestin terutama
19-norprogestinemenyebabkan peningkatan kadar lemak.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya jerawat.
(2) Mengurangi makanan yang berlemak
(kacang, susu,kuning telur).
(3) Menjaga kebersihan wajah dengan
membersihkan wajah2 x sehari dengan pembersih muka.
(4) Menghindari pemakaian kosmetik
wajah yangberlebihan.
b) Tindakan medis
(1) Bila tidak mengganggu, cukup
menjaga kebersihanwajah.
(2) Bila terlihat infeksi diberikan Tetrasiklin
3-4 x 1 kapsul250 mg, selama 1-2
minggu.
(3) Bila jerawat menetap dan bertambah
banyak, ganti carakontrasepsi non-hormonal.
e. Rambut rontok
1) Gejala/ keluhan
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa
sampaisesudah penghentian suntikan.
2) Penyebab
Progesteron terutama 19-norprogesterone dapat mempengaruhifolikel rambut,
sehingga tinbul kerontokan rambut.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya rambut rontok.
(2) Gejala ini bersifat sementara dan
individu akan kembalinormal tanpa pengobatan setelah suntikan dihentikan.
f. Perubahan Berat Badan
1) Gejala/ keluhan
a) Kenaikan berat badan rata-rata untuk
setiap tahun bervariasiantara 2,3-2,9 kg.
b) Berat Badan berkurang/turun. Setiap
tahun rata-ratapenurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg.
2) Penyebab
Kenaikan berat badan, kemungkinan
disebabkan karenahormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dangula
menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah,selain itu hormon
progesteron juga menyebabkan nafsu makanbertambah dan menurunkan aktivitas
fisik, akibatnya pemakaiansuntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
3) Penanggulangan dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan.
(b) Penambahan berat badan ini bersifat
sementara danindividu (tidak terjadi pada semua pemakaisuntikan, tergantung
reaksi tubuh wanita ituterhadap metabolisme progesteron).
(2) Tindakan medis
(a) Berat badan meningkat
Anjurkan untuk melakukan diet rendah
kalori danolah raga yang proporsional untuk menjaga beratbadannya.
(b) Berat badan menurun
Anjurkan untuk melakukan diet tinggi protein dankalori,
serta olah raga yang teratur.
g. Pusing/ Sakit Kepala/Migrain
1) Gejala/ keluhan
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau
seluruhbagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amatsangat.
2) Penyebab biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh
terhadapprogesteron.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya pusing/sakit kepala/migrain
.
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan
individu.
(3) Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Pastikan tekanan darahnya normal
(2) Berikan pengobatan:
(a) Sakit kepala
Antalgin 3x500 mg per hari selama 3-5 hari,Parasetamol 3x500
mg per hari selama 3-5 hari, danAsam Mefenamat 3x250-500 mg kapsul per
hariselama 3-5 hari.
(b) Migraine
Diberikan preparat ergotamine 2 x 1 mg
selama 3-5hari.
(3) Bila pemberian obat tidak menolong
dan keadaan tambahberat, hentikan pemakaian suntikan dan anti carakontrasepsi
non-hormonal.
h. Mual dan Muntah
1) Gejala/keluhan
Mual sampai muntah seperti hamil muda.Terjadi
padabulan-bulan pertama pemakaian suntikan.
2) Penyebab
Reaksi tubuh terhadap hormon progesteron yangmempengaruhi
produksi asam lambung.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya mual muntah.
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat
sementara dan individu.Biasanya tubuh akan menyesuaikan diri setelah 2-3
bulandan rasa mual akan hilang dengan sendirinya.
(3) Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Diberikan Metoklopramid
3 x 10 mg 15 menit sebelummakan per
hari selama 5-7 hari.
(2) Makan secara teratur, usahakan lambung tidak terlalulama
kosong.
(3) Bila dalam waktu 3 bulan gejala
menetap atau bertambahberat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti
carakontrasepsi non-hormonal.
2.5 NET-EN (Noretindro Enanatat)
Noresterat
Noresterat adalah nor-etisteron cenanthate yang diproduksi oleh Schering AG, Berlin.
2.5.1 Cara Kerja
Merubah
lender serviks menjadi kental seperti lem, sehingga penetrasi sperma tidak bisa
sama sekali.
2.5.2 Cara Pemberian
Noresterat
berupa ampul berisi 200 mg zat aktif, yang disuntikan intramuskuler agak dalam
pada otot gluteus.Untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu dan
setelah itu setiap 12 minggu.
2.5.3
Efektivitas
Noresterat menyebabkan siklus haid
lebih stabil, amenorea lebih jarang dan fertilitas lebih cepat kembali setelah
berhenti sebagai akseptor. Dikatakan bahwa efektivitas dan angka kegagalan sama
dengan pil kombinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar