Minggu, 29 April 2012

Keluarga Berencana


2.1 Keluarga Berencana dan Kontrasepsi
2.1.1 Pengertian     
Keluarga Berencana adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (BKKBN, 2002).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Sarwono, 2006).

2.2 Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuskuler di daerah otot pantat (gluteus maximus) (Siswosudarmo, 2000).
2.2.1 Jenis KB Suntik
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain
a.       Suntikan / bulan
Jenis suntikan kombinasi adalah 25mg depomedroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali( cyclofem). contoh : cyclofem
b.      Suntikan/3 bulan
Contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).Kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama tetapi masih banyak digunakan yaitu:
(a)    DMPA (Depomedroksi Progesteron Asetat)
Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.


(b)   NET-EN (Noretindro Enanatat) Noresterat
Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (3 kali suntikan pertama) kemudian setiap 12 minggu

2.3. Suntikan Kombinasi (Suntik 1 bulan)
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan satu bulan sekali.
1.Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pematangan dan pelepasan sel telur.Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

2.Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam nsuntikan tersebut telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100  wanita selama tahun pertama penggunaan.

3.Keuntungan
•Sangat efektif (99,6%)
•Risiko kesehatan kecil
•Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
•Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
•Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
•Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
•Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
•Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali Cyclofem
•Mencegah kehamilan ektopik
•Jangka panjang
•Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah ditentukan
•Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia  untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).

4.Kerugian
•Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
•Harus kembali ke sarana pelayanan.
•Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
•Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
•Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
•Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.
•Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
•Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis.
•Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor  hati.
•Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

5.Manfaat Kesehatan
•Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut.
•Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.
•Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
•Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
•Mencegah terjadinya kanker endomertrium
•Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell anemia
•Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.

6. Indikasi Kontrasepsi Suntik
1. Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap atau belum bisa ikut tubektomi saat ini.
   Rasional : Suntikan KB adalah metoda kontrasepsi jangka panjang, efektif, dapat digunakan untuk jangka panjang (tak terbatas), pada pemakaian tidak menyebabkan permasalahan medis yang serius.
2. Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari atau setiap bersenggama.
   Rasional : Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari atau ketika akan bersenggama. Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana atau pelupa dalam minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi suntik.Setelah mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat waktu suntik ulang apakah 1, 2, atau 3 bulan tergantung pada jenis kontrasepsi uang dipakai.
3. Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau kalau meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian esterogen. Rasionalnya : Biasanya komplikasi atau efek samping disebabkan oleh komponen esterogen yang ada. Untuk itu, dapat dipakai suntikan KB yang hanya mengandung hormon progestin, sehingga cara ini dapat dipakai sebagai alternatif pilihan bagi peserta yang tidak tahan hormon esterogen.
4. Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Rasionalnya : Menyusui tidak akan terpengaruh dengan pemakaian kontrasepsi suntik progestin, bahkan pada beberapa penelitian didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi suntik akan meningkatkan kuantitas ASI walaupun pemakaian kontrasepsi hormonal bukanlah pilihan utama bagi ibu yang menyusui, pemakaiannya tidak akan menyebabkan perubahan secara klinik baik pada perumbuhan dan perkembangan BBL maupun pemakaian setelah 6 minggu persalinan.
7.Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
•Usia reproduksi
•Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
•Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
•Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
•Pascapersalinan dan tidak menyusui
•Anemia
•Nyeri haid hebat
•Haid teratur
•Riwayat kehamilan ektopik
•Sering menggunakan pil kontrasepsi

8.Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kontrasepsi
•Hamil atau diduga hamil
•Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
•Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
•Penyakit hati akut
•Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
•Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg)
•Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
•Keganasan payudara


9.Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi
•Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
•Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
•Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
•Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
•Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
•Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.
•Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
•Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
•Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya

2.4 DMPA (Depomedroksi Progesteron Asetat)
1. Pengertian
Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi perenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif.Noresterat juga termasuk dalam golongan ini (Sarwono, 2006).

2. Farmakologi
a. Tersedia dalam bentuk laruran mikrokristalistaline.
b. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalukadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
c. Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif dari DMPA
dalam darah/serum.

3. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik DMPA
Cara kerja kontrasepsi suntik adalah DMPA:
a. Menekan ovulasi.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
c. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
d. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga implantasi
terganggu.

4. Efektifitas
           Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas tinggi, menurut Hartanto (2004) kurang dari 1 % dari 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam1 tahun pemakaian DMPA. Kontrasepsi suntik sama efektifnya dengan(Pil Oral Kombinasi) POK dan lebih efektif dari IUD. Tetapi menurutSaifuddin (2006) efektif dapat terjaga apabila penyuntikan dilakukansecara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

5. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Saifuddin (2006) keuntungan kontrasepsi suntik DMPA,antara lain sebagi berikut:
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpangaruh pada hubungan suami istri.
d.Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak seriusterhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
g. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
h. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
i. Dapat digunakan oleh wanita usia> 35 tahun sampai perimenopause.
j. Mencegah anemia.
Kerugian kontrasepsi suntik DMPA diantaranya, sebagai berikut:
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorhea, perdarahanireguler, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi lama danjumlah darah yang hilang.
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahanintermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan berjalannyawaktu, sedangkan kejadian amenorhea sangat besar.
c. Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan.
d. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menularseksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
f. Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan.
g. Penggunaan jangka panjang akan menimbulkan perubahan pada lipidserum dan dapat menurunkan kepadatan tulang.

6. Indikasi dan Kontraindikasi Suntikan DMPA
Indikasi kontrasepsi suntik DMPA adalah:
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitastinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f. Setelah abortus atau keguguran.
g. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
h. Anemia defisiensi besi.
i. Sering lupa memakai pil.
j. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kombinasi.
Kontraindikasi kontrasepsi suntik DMPA yaitu:
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorhea.
d. Riwayat kanker payudara.
e. Diabetes mellitus yang disertai dengan komplikasi.

7. Waktu pemberian kontrasepsi suntik DMPA menurut Saifuddin (2006) yaitu:
a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c. Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil dan Ibu tidak bolehmelakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah suntikan.
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin gantidengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat segera diberikanasalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
e. Ibu yang sedang menggunakan AKDR dan ingin ganti dengankontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertamasampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah harike-7 siklus haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.
f. Ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asalibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah penyuntikan ibu tidakboleh melakukan hubungan seksual.


8. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan dengan cara disuntikintramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal,penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja danefektif.
Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yangdibasahi etil isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelumdisuntik.Setelah kulit kering baru disuntik.

9. Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA
Menurut Depkes RI (Saifuddin, 2006) ada beberapa efek sampingdari KB suntik DMPA yaitu:
a. Gangguan siklus haid
1) Gejala/ keluhan
a) Tidak mengalami haid (amenorhea).
b) Perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting).
c) Perdarahan di luar siklus haid (metroragia/breakthrough).
d) Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripadabiasanya (menoragia).
2) Penyebab
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehinggaendometrium mengalami perubahan histologi.Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya.
(2) Jelaskan bahwa gejala/ keluhan tersebut dalam rangkapenyesuaian diri, bersifat sementara dan individu.
(3) Motivasikan agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Amenorea (tidak haid)
a. Tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Cukupkonseling saja.
b. Bila klien tidak dapat menerima kelainan tersebut,suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaianjenis kontrasepsi lain.
c. Diberikan pil KB 3 x 1 tablet dari hari I-III, 1 x 1tablet mulai hari IV selama 4-5 hari.
(2) Spotting/metroragia (perdarahan bercak/ menetes)
Diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.
(3) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama daribiasanya)
Diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet (5-7 hari)sampai keadaan membaik.
b. Depresi
1) Gejala/ keluhan
Perasaan lesu (lethargi), tidak bersemangat dalam kerja/kehidupan.
2) Penyebab
a) Diperkirakan dengan adanya hormone progesterone terutamayang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya VitaminB6 (Pyridoxin) di dalam tubuh.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya depresi.
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara danindividu. Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Diberikan Vitamin B6 2-3 x 1 tablet (10 mg) per harisampai gejala depresi hilang.
(2) Bila depresi menetap dan terus memberat, hentikanpemakaian suntikan dan ganti cara kontrasepsi nonhormonal.
c. Keputihan (Lechorea)
1) Gejala/ keluhan
Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atauadanya cairan putih di mulut vagina (vagina discharge).

2) Penyebab
Oleh karena efek progesterone merubah flora dan PHvagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina danmenimbulkan keputihan.
3) Penaggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya keputihan.
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
(3) Menjaga kebersihan daerah kemaluan (berganti celanadalam, menggunakan pembalut yang cocok).
(4) Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Bila disertai rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauanatau berbau tidak sedap, dapat diberikan pengobatanantimikotik secara per-vaginam: nistatin 100.000 IUintravaginal selama 14 hari.
(2) Bila keputihan terus berlangsung maka pemakaiansuntikan dihentikan sementara.
d. Jerawat
1) Gejala/ keluhan adalah timbul jerawat pada wajah.
2) Penyebab adalah progestin terutama 19-norprogestinemenyebabkan peningkatan kadar lemak.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya jerawat.
(2) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu,kuning telur).
(3) Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah2 x sehari dengan pembersih muka.
(4) Menghindari pemakaian kosmetik wajah yangberlebihan.
b) Tindakan medis
(1) Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihanwajah.
(2) Bila terlihat infeksi diberikan Tetrasiklin 3-4 x 1 kapsul250 mg, selama 1-2 minggu.
(3) Bila jerawat menetap dan bertambah banyak, ganti carakontrasepsi non-hormonal.
e. Rambut rontok
1) Gejala/ keluhan
Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampaisesudah penghentian suntikan.
2) Penyebab
Progesteron terutama 19-norprogesterone dapat mempengaruhifolikel rambut, sehingga tinbul kerontokan rambut.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya rambut rontok.
(2) Gejala ini bersifat sementara dan individu akan kembalinormal tanpa pengobatan setelah suntikan dihentikan.
f. Perubahan Berat Badan
1) Gejala/ keluhan
a) Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasiantara 2,3-2,9 kg.
b) Berat Badan berkurang/turun. Setiap tahun rata-ratapenurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg.
2) Penyebab
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karenahormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dangula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah,selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makanbertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaiansuntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.
3) Penanggulangan dan pengobatan
(1) KIE
(a) Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan.
(b) Penambahan berat badan ini bersifat sementara danindividu (tidak terjadi pada semua pemakaisuntikan, tergantung reaksi tubuh wanita ituterhadap metabolisme progesteron).
(2) Tindakan medis
(a) Berat badan meningkat
Anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori danolah raga yang proporsional untuk menjaga beratbadannya.
(b) Berat badan menurun
Anjurkan untuk melakukan diet tinggi protein dankalori, serta olah raga yang teratur.
g. Pusing/ Sakit Kepala/Migrain
1) Gejala/ keluhan
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruhbagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amatsangat.
2) Penyebab biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadapprogesteron.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya pusing/sakit kepala/migrain .
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
(3) Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Pastikan tekanan darahnya normal
(2) Berikan pengobatan:
(a) Sakit kepala
Antalgin 3x500 mg per hari selama 3-5 hari,Parasetamol 3x500 mg per hari selama 3-5 hari, danAsam Mefenamat 3x250-500 mg kapsul per hariselama 3-5 hari.
(b) Migraine
Diberikan preparat ergotamine 2 x 1 mg selama 3-5hari.
(3) Bila pemberian obat tidak menolong dan keadaan tambahberat, hentikan pemakaian suntikan dan anti carakontrasepsi non-hormonal.
h. Mual dan Muntah
1) Gejala/keluhan
Mual sampai muntah seperti hamil muda.Terjadi padabulan-bulan pertama pemakaian suntikan.
2) Penyebab
Reaksi tubuh terhadap hormon progesteron yangmempengaruhi produksi asam lambung.
3) Penanggulangan dan pengobatan
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya mual muntah.
(2) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.Biasanya tubuh akan menyesuaikan diri setelah 2-3 bulandan rasa mual akan hilang dengan sendirinya.
(3) Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Diberikan Metoklopramid 3 x 10 mg 15 menit sebelummakan per hari selama 5-7 hari.
(2) Makan secara teratur, usahakan lambung tidak terlalulama kosong.
(3) Bila dalam waktu 3 bulan gejala menetap atau bertambahberat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti carakontrasepsi non-hormonal.
2.5 NET-EN (Noretindro Enanatat) Noresterat
         Noresterat adalah nor-etisteron cenanthate yang diproduksi oleh Schering AG, Berlin.
      2.5.1 Cara Kerja
               Merubah lender serviks menjadi kental seperti lem, sehingga penetrasi sperma tidak bisa sama sekali.
      2.5.2 Cara Pemberian
               Noresterat berupa ampul berisi 200 mg zat aktif, yang disuntikan intramuskuler agak dalam pada otot gluteus.Untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu dan setelah itu setiap 12 minggu.
2.5.3 Efektivitas
Noresterat menyebabkan siklus haid lebih stabil, amenorea lebih jarang dan fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti sebagai akseptor. Dikatakan bahwa efektivitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi.